Sebuah asteroid sebesar bangunan sepuluh lantai telah melewati Bumi dengan lintasan sejauh setengah dari jarak Bumi dan bulan. Asteroid itu, dijuluki 2017 AG13. Asteroid itu baru terdeteksi Sabtu, 7 Januari 2017, oleh Catalina Sky Survey dari University of Arizona, atau 24 jam sebelum peristiwa itu.
Asteroid ini sepanjang antara 50 dan 111 kaki (15-34 meter), dan ketika melewati Bumi, 2017 AG3 bergerak dengan kecepatan 9,9 mil per detik atau 16 kilometer per detik.
Objek dekat Bumi (NEO) itu melintas dalam jarak sekitar setengah jarak bulan ke Bumi, menurut Slooh. “Asteroid ini bergerak sangat cepat, sangat dekat dengan kita," kata Eric Feldman, seorang astronom di Slooh, saat siaran langsung soal asteroid itu pada 9 Januari 2017.
“Asteroid ini memiliki orbit yang sangat elips. Ia melintasi orbit dua planet, Venus dan Bumi,” kata Feldman menambahkan.
Siaran Slooh mengatakan 2017 AG3 kira-kira seukuran dengan asteroid yang menghantam Chelyabinsk, Rusia, pada 2013. Oleh karena itu, jika asteroid tersebut menghantam Bumi, efeknya diperkirakan akan serupa.
Sebuah meteor berukuran 56 kaki (17 meter) yang menghantam Chelyabinsk, Rusia, pada 2013, melukai lebih dari 1.000 orang dan datang tanpa peringatan. Perlintasan berikutnya dari asteroid tersebut yang berdekatan dengan Bumi diperkirakan pada 28 Desember 2017.
"Ini bukan peristiwa yang tidak biasa,” kata Mark Sykes, direktur dan CEO dari Planetary Science Institute, kepada Business Insider dalam sebuah e-mail.
Sekitar 38 lebih asteroid dengan perlintasan dekat Bumi seperti asteroid 2017 AG3, diperkirakan berlangsung dalam Januari saja, menurut NASA.
Selama bertahun-tahun para ilmuwan telah mencoba untuk mencari cara untuk menghadapi ancaman asteroid, yang bisa menghantam Bumi dengan sedikit peringatan atau tanpa peringatan.
Saat ini Gedung Putih telah merilis dokumen resmi yang menjelaskan sebuah rencana jika sebuah meteor atau asteroid menuju Bumi, dan dengan kondisi ini, menunjukkan kita kurang siap.
Dokumen Gedung Putih itu berjudul 'National Near-Earth Object Preparedness Strategy'.
#sciences #teknologi #news
Sumber: Tempo.co
0 komentar:
Posting Komentar